Seiring dengan derasnya tantangan global, sumber daya manusia harus terus ditingkatkan. Hal ini pun berdampak pada dunia pendidikan. Perkembangan zaman yang begitu pesat disertai dengan perkembangan teknologi yang begitu canggih memiliki dampak yang luar biasa terhadap masyarakat Indonesia khususnya anak-anak sekolah baik itu dampak negatif maupun positif. Bukan hanya itu saja dunia pendidikan terus mengalami perkembangan mulai dari kurikulum 1947 sampai pada kurikulum 2013 dan sekarang disempurnakan menjadi kurnas (kurikulum nasional). Dengan demikian dunia pendidikan memiliki tantangan yang luar biasa, bagaiamana mengoptimalkan kecanggihan teknologi dan perkembangan kurikulum agar pendidikan di Indonesia mampu bersaing dikancah global dan mampu mencetak siswa yang berprestasi di tingkat dunia. Akan tetapi, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah (1) keterbatasan akses pada pendidikan,(2) jumlah guru yang belum merata, (3)kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang serta sarana dan prasarana yang kurang memadai terutama di daerah-daerah yang letaknya perbatasan dan jauh dari pemerintahan.
Salah satu kendala diatas yang paling berperan penting pada maju dan berkembanganya dunia Pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih kurang, baik dari segi pedagogik maupun profesionalnya. Sebagian besar guru belum melek Informasi Teknologi atau disingkat dengan IT, sehingga belum bisa mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Dengan begitu, untuk menghasilkan guru-guru yang melek IT yang dapat meningkatkan profesonalitasnya dalam mengajar, organisasi Ikatan Guru Indonesia (IGI) wilayah NTT (Belu) memberikan pelatihan dan solusi agar para guru melek IT. Bukan hanya melek saja tapi bisa memaksimalkan penggunaan teknologi sebagai bahan ajar di kelas.
Selain itu, kendala majunya dunia pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai. Amat penting rasanya menjadi bahan pemikiran ketika kita sebagai guru sudah melek IT akan tetapi sarana penunjang di sekolah tidak tersedia.
Sebagai contoh, laptop, komputer, infokus tidak tersedia apa yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan hasil-hasil karya inovativ guru yang bisa ditayangkan tanpa alat-alat tersebut. Ini yang menjadi PR kita semua, bukan hanya guru tapi pemerintah bahkan IGI, bagaimana menyamaratakan fasilitas di sekolah khusus daerah-daerah terdalam (Perbatasan) dengan fasilitas sekolah yang ada di kota-kota. Dunia pendidikan harus merata, daerah- daerah butuh sentuhan sarpras pendidikan yang memadai. Tujuan pendidikan bisa terlakasana jika semuanya merata. Kurikulum akan terlaksana dengan baik jika sarana penunjangnya tersedia. Dunia pendidikan akan maju dan berkembang serta mempunyai prestasi baik dimata dunia jika, jumlah guru merata, sarana memadai, semua akses tersedia dan memiliki guru-guru yang hebat baik tidak hanya di kota-kota tetapi merata di seluruh penjuru Indonesia terluar, terdalam dan terpencil atau sering disebut 3T.
Kanisius Sungga, S. Pd., Gr.
Guru Garis Depan
SMPN Silawan Kabupaten Belu- Nusa Tenggara Timur
0 komentar:
Posting Komentar